Minggu, 31 Desember 2017

Pelatihan kerajinan tangan



Pemerintah Desa Sukutokan mengadakan kegiatan Pelatihan Kerajinan Tangan bagi kelompok anak muda. Sedikitnya 30 anak muda peserta pelatihan keterampilan merangkai kursi berbahan dasar bambu, yang dilaksanakan di Gedung Pekka Desa Sukutokan , Kecamatan Kelubagolit. Pelatihan ini digelar selama dua  hari yakni hari Rabu dan Kamis (26 dan 27 November 2017).


Penjabat Kepala Desa Sukutokan ‘Baro Bitan Laurensius’ dalam membuka kegiatan tersebut , mengatakan pihaknya terus mendorong para pengrajin baik Usaha Kecil Menengah (UKM) maupun Industri Kecil Menengah (IKM) dalam menciptakan usaha kerajinannya dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada. “Setiap tahun kami berikan pelatihan melalui bimbingan teknis (bimtek) terkait usaha kecil atau handicraft dengan bahan baku lokal. Salah satunya Keterampilan mengayam berbahan dasar bambu yang banyak didapat dikawasan Desa Sukutokan,” kata Baro Bitan Laurensius saat membuka acara tersebut.
Dijelaskan Baro Bitan Laurensius, pada tahun ini sasaran yang dikembangkan dalam pemanfaatan potensi lokal dengan bahan baku bambu. “Sampai saat ini bahan baku lokal yang dikembangkan menjadi kerajinan belum maksimal. Tentunya tidak hanya Disperindakop dan dinas tenaga kerja saja melainkan SKPD terkait juga harus mendukung bahan bakunya. Apakah budidaya bambu itu terpelihara dengan baik, atau hanya sisa-sisanya saja dikarenakan banyaknya lahan beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa dan mete,” ujarnya.
Ketersediaan bahan baku bambu juga semakin minim. Padahal, kata Baro Bitan Laurensius, jika dilihat dari pemanfaatannya sangat berpotensi meningkat permintaan pasaran terhadap handicraft dengan kerajinan kursi serta anyaman berbahan bambu sangat besar. Apalagi proses pembuatannya tidak mengandung bahan kimiawi melainkan sangat ramah lingkungan.
“Bahan baku bambu ini juga sangat diperlukan misalnya sebagai bangunan rumah tinggal, atap rumah, baingkai dan lain sebagainya yang sangat potensial untuk dijadikan kerajinan,” ujarnya.
Di tempat yang sama, nara sumber,” Klemens Sogan Ola” mengatakan, semua bahan baku akan bernilai ekonomis dengan pengolahan yang terkendali. “Kerajinan yang dihasilkan dari bahan baku lokal kita tidak kalah saing dengan kerajinan lainnya. Hanya saja saat ini kita terkendala dengan peralatan pendukung,” katanya.
Terlepas dari itu, Sogan berharap kegiatan ini akan berlanjut terus-menerus dan menjadi perhatian pemerintah,  agar dapat membantu kelompok anak muda Desa Sukutokan dalam bentuk pengadaan alat produksi. (*/Pemdes/EKMAR)