Minggu, 28 Juli 2019
Pelantikan BPD Antar Waktu
Sabtu, 16 Maret 2019
RUMAH ADAT
Rumah Adat Lamatokan-Lewobelek.
Ciri khas rumah adat ini dibangun
diatas susunan batu yang ditata sedemikian rupa sebagai pondasi yang kokoh guna
memikul beban daripada bangunan tersebut. Terbuat dari bahan atau material
lokal sehingga memerlukan keahlian khusus untuk meracik sampai bangunan bisa
berdiri dengan kokohnya. Kenapa harus memiliki keahlian khusus, kata salah
seorang yang hadir menyaksikan proses pembangunan itu kepada tukang ahli yang
dipercayakan membangun rumah adat itu.”harus punya keahlian khusus karena tidak
menggunakan paku atau bahan pabrikasi’’. Bahan pengganti paku adalah tali,
yakni tali dari kulit pelepah daun lontar dan lidi pohon enau.
Pekerjaan yang
dilakukan tentu diawasi oleh seorang “Ata Mua” sehingga tidak dilakukan/dikerjakan
sesuka hati. Ciri khas lain daripada rumah adat ini adalah dipasang parang dan
tombak sebagai lambang kekuatan yang terbuat dari belahan bambu. Bahan atap
adalah dari alang-alang yang telah dirangkai pada bilahan bambu. Kurban dalam
pembangunan rumah adat ini adalah hewan Babi dan Kambing, namun sebelum selesai
pengatapan, hewan kurban tersebut belum bisa disembelih.
Setelah selesai pengatapan, akan dilakukan
seremoni akhir dengan pemotongan hewan (babi dan kambing) sampai kepalanya
putus sebagai kurban syukur atas terbangunannya rumah adat tersebut. Setelah
itu, hewan kurban tersebut akan dimakan oleh semua yang hadir dalam proses
pembangunan rumah adat itu. Rumah adat ini dalam bahasa Lamahot disebut “Lango
Belen”. (Humas Pemdes)
DUKUNGAN PEMERINTAH DESA
DUKUNGAN
PEMERINTAH DESA TERHADAP PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA) DESA SUKUTOKAN
Sukutokan Post.
Hari
ini tepatnya tanggal 14 Maret 2019, Pemerintah Desa Sukutokan kedatangan
seorang tamu Luar Negeri untuk melakukan Penelitian dan Wawancara terkait keberadaan
Kelompok Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) di Desa Sukutokan. Banyak hal yang
dilontarkan oleh Tuan yang bernama lengkap Event Jan Quak dari Institut Of
Development Studies University Of Sanex Pekka dengan penejermah bahasa Ibu
Villa dan Ibu Kodar dari Pekka Jakarta
kepada orang nomor satu di Desa Sukutokan/Kepala Desa Sukutokan “Cornelius
Suban Ratu”. Dalam pembicaraan atau wawancara yang dilontarkan oleh Tuan Jan
dengan bahasa yang tak lasim yakni bahasa inggris dan diterjemahkan oleh ibu
Villa dan ibu Kodar, “Cornelius’ yang akrab disapa oleh masyarakat menjelaskan
secara detail keberadaan kelompok Pekka di Desa Sukutokan serta kegiatan dan
peran serta warga ketika masuk menjadi anggota Pekka. Ketika menjadi anggota
Pekka, banyak sekali ilmu dan pengalaman yang didapat sehingga ketika kembali
kemasyarakat, mereka bisa membantu
Pemerintah Desa, “kata Kepala Desa Cornelius”. Contohnya, sekarang ada
yang menjadi pengurus Kelompok Pinjaman Dana Bergulir Program Anggur Merah. Kelompok Pekka juga sangat membantu masyarakat
khususnya anggota kelompok akan kebutuhan Sembako. Akhir dari wawancara, Tuan
Jan mengatakan merasa sangat bahagia berada di kantor desa ini (Sukutokan) dan
berterima kasih atas dukungan pada Pekka selama ini oleh Pemerintah Desa. Humas Pemdes
Langganan:
Postingan (Atom)