Pemerintah Desa Sukutokan mengadakan
kegiatan Pelatihan Kerajinan Tangan bagi kelompok anak muda. Sedikitnya 30 anak
muda peserta pelatihan keterampilan merangkai kursi berbahan dasar bambu, yang
dilaksanakan di Gedung Pekka Desa Sukutokan , Kecamatan Kelubagolit. Pelatihan
ini digelar selama dua hari yakni hari
Rabu dan Kamis (26 dan 27 November 2017).
Penjabat Kepala Desa Sukutokan ‘Baro Bitan Laurensius’ dalam membuka kegiatan tersebut , mengatakan pihaknya terus mendorong para pengrajin baik Usaha Kecil Menengah (UKM) maupun Industri Kecil Menengah (IKM) dalam menciptakan usaha kerajinannya dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada. “Setiap tahun kami berikan pelatihan melalui bimbingan teknis (bimtek) terkait usaha kecil atau handicraft dengan bahan baku lokal. Salah satunya Keterampilan mengayam berbahan dasar bambu yang banyak didapat dikawasan Desa Sukutokan,” kata Baro Bitan Laurensius saat membuka acara tersebut.
Dijelaskan Baro Bitan Laurensius,
pada tahun ini sasaran yang dikembangkan dalam pemanfaatan potensi lokal dengan
bahan baku bambu. “Sampai saat ini bahan baku lokal yang dikembangkan menjadi
kerajinan belum maksimal. Tentunya tidak hanya Disperindakop dan dinas tenaga
kerja saja melainkan SKPD terkait juga harus mendukung bahan bakunya. Apakah
budidaya bambu itu terpelihara dengan baik, atau hanya sisa-sisanya saja
dikarenakan banyaknya lahan beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa dan mete,”
ujarnya.
Ketersediaan bahan baku bambu juga
semakin minim. Padahal, kata Baro Bitan Laurensius, jika dilihat dari
pemanfaatannya sangat berpotensi meningkat permintaan pasaran terhadap handicraft
dengan kerajinan kursi serta anyaman berbahan bambu sangat besar. Apalagi
proses pembuatannya tidak mengandung bahan kimiawi melainkan sangat ramah
lingkungan.
“Bahan baku bambu ini juga sangat
diperlukan misalnya sebagai bangunan rumah tinggal, atap rumah, baingkai dan
lain sebagainya yang sangat potensial untuk dijadikan kerajinan,” ujarnya.
Di tempat yang sama, nara sumber,” Klemens
Sogan Ola” mengatakan, semua bahan baku akan bernilai ekonomis dengan
pengolahan yang terkendali. “Kerajinan yang dihasilkan dari bahan baku lokal
kita tidak kalah saing dengan kerajinan lainnya. Hanya saja saat ini kita
terkendala dengan peralatan pendukung,” katanya.
Terlepas dari itu, Sogan berharap kegiatan ini
akan berlanjut terus-menerus dan menjadi perhatian pemerintah, agar dapat
membantu kelompok anak muda Desa Sukutokan dalam bentuk pengadaan alat
produksi. (*/Pemdes/EKMAR)